Header Ads

Mahluk


Sewaktu Tuhan membelah jiwa dari wujud_Nya, Dia lalu menciptakan keindahan dirinya. Tuhan menyematkan segenap kemuliaan dan kebaikan. Tuhan juga mempersenbahkan secangkir kebahagiaan. Tuhan lalu berkata" jangan minum air dari cangkir ini. Kebahagiaan itu hanya sesaat. Kecuali engkau mengabaikan masa lalu dan masa depanmu".

Tuhan pun memberikan cangkir yang berisi penderitaan. Lalu Dia juga bekata, "Lantaran penderitaan akan senatiasa menyertaimu, maka minumlah melalui cangkir ini, agar engkau mengerti hakekat kebahagiaan yang hanya sesaat".

Kemudian Tuhan masih menghiasinya dengan cinta yang sanggup memberikan kenikmatan di kala nafas pertama berkelajar, mengnugrahkan kepuasan indrawi dan membisisnya dengan manisnya madu. Namun semua itu akan tanggal seketika bila telah di nodai oleh rayuan bendawi.

Dengan nikmat surgawi_Nya yang senantiasa mengarah ke jalan kebenaran, Tuhan meyertakan sepasang mata di balik sanibari yang mampu memandang segala yang maya. Dititipka_Nya juga kasih-sayang dan kebaikan, lalu diriasnya dengan gaun hasrat yang menyala yang di tenun oleh bidadari surga dari benang benang pelangi. Namun di tempelka_Nya pula bayangan kecemasan yang mentertai fajar pagisebagai cahaya kehidupa.

Tuhan juga menjamah kobaran tungku murka dan gemuruh prahara dari padang kebodohan, butir butir pasir yang setajam pisau dari sahara keangkuhan dan tanah kasar dari telapak kaki jaman, lantas semuanya di lebur menjadi manusia.

Pada diri manusia mengeram kekuatan buta yang akan menyeretnya ke padang angkara. Di situlah nyawa manusia bertapa. Ia bisa menjelma menjadi hantu kematian.

Tuhan kemudian tertawa namun sekaligus menangis.
Tuhan merasakan cinta dan kasih sayang yang bergemuruh dalam diri manusia.
Tuhan pun mengayominya dalam hidaya_Nya.


sepenggal Bab dalam senandung jiwa Kahlil Gibran.
aq suka banget dengan bab ini..