Header Ads

Nuzulul Qur'an dalam sebuah peringatan


Nuzulul Qur'an yang secara harfiah berarti turunnya Al Qur'an (kitab suci agama Islam) adalah istilah yang merujuk kepada peristiwa penting penurunan wahyu Allah pertama kepada nabi dan rasul terakhir agama Islam yakni Nabi Muhammad SAW.

Salah satu momen terpenting yang terjadi di bulan Ramadhan nan mulia adalah peristiwa diturunkannya al-Qur`ān. Mengingat pentingnya peristiwa tersebut, banyak masyarakat sampai-sampai membuat peringatan ritual terkait peristiwa itu, yang mereka yakini jatuh pada tanggal 17 Ramadhan dan mereka namakan dengan peringatan Nuzūlul Qur`ān. Namun pada kesempatan kali ini saya tidak akan membahas kebid’ahan dan ketidaksesuaian acara dimaksud dalam tinjauan syariat—menurut pendapat yang benar in syā-aLlāh. Hal ini mengingat sudah terdapat cukup banyak tulisan dari ulama dan para ustadz yang membahasnya. Tulisan singkat saya kali ini adalah seputar sebagian hikmah dari ayat al-Qur`ān yang pertama kali diturunkan dan korelasinya dengan peradaban manusia.

Kita ketahui bersama bahwa ayat al-Qur`an yang pertama kali diterima oleh Nabi ` adalah ayat 1-5 dari surat al-’Alaq:

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ {1} خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ {2} اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ {3} الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ {4} عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ {5}

[1] Bacalah dengan nama Rabbmu yang menciptakan. [2] Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. [3] Bacalah, dan Rabbmulah yang maha mulia. [4] Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. [5] Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Sehubungan dengan hal ini marilah kita renungkan lebih dalam lagi. Apa kita sudah membaca dalam arti yang sensungguhnya. Dalam rangka memperingati itu banyak masjid yang menyelengarakan pengajian Nuzulul Qur’an, dan salah satunya masjid jamik KODAMA yang beralamatkan di Krapayak Kulon panggungharjo sewon Bantul Yogyakarta. Yang di selengarakan pada sabtu 5 September 2009 atau tepatnya 15 syawal 1430 H. Mudah mudahan ini tidak hanya sekedar sebuah peringantan akan turunya kitak suci Al-Qur’an melaikan sebuah penghayatan yang lebih arti sebuah Al-qur’an dalam kehidupan kita sehari hari. Jangan sampai kita malu tidak memperingati Nuzulul Qur’an tapi tingkah laku kita lebih mirip dengan setan. Mari kita renungkan lebih dalam lagi(terlebih yang nulis….) sudah benarkan tingkah laku kita sudah seberapa melencenkah tingkah laku kita??. Mari bersama belajar membahani diri, tidak ada kata terlambat untuk itu, selagi kita masih di beri kesempatan berupa “nyawa dan kehidupan”.

Sebagian kutipan dari:

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

http//adniku.wordpress.com